Merebaknya peredaran gambar dan film porno membawa dampak serius
bagi kalangan remaja. Rasa ingin tahu yang besar, keinginan untuk
mencoba dibarengi dengan mental yang belum stabil membuat mereka punya
keinginan besar untuk meniru apa yang dilihatnya. Apalagi jika para
remaja itu kurang memiliki iman sebagai benteng pertahanan.
Salah satu dampaknya adalah terjadinya PANCI atau Pemerkosaan Atas
Nama Cinta. Gadis remaja yang sudah tidak perawan sebagian besar karena
mereka melakukan hubungan sex sebelum menikah dengan pacarnya. Hubungan
sex itu bisa disebut sebagai pemerkosaan karena sebagian dilakukan
dengan paksaan dan rayuan. Selain itu, hubungan sex itu juga menyisakan
korban karena si laki-laki biasanya tak mau bertanggung jawab. Setelah
mendapatkan kenikmatan, dia lari dan memutuskan hubungan.
Pacaran memang beresiko menimbulkan hubungan sex sebelum menikah.
Sepasang muda-mudi yang sedang punya nafsu membara akan mudah tergoda
untuk melampiaskannya. Apalagi jika mereka sering berdua-duaan di
tempat yang sepi dan tak terlihat orang. Siapa yang bisa tahan godaan.
Ditambah lagi setan pun turut memprovokasi.
Fenomena PANCI sangat merugikan semua orang. Pihak perempuan yang
paling merugi karena kehilangan kehormatan diri apalagi jika sampai
hamil. Orangtua juga menjadi korban karena menanggung malu dan masa
depan anaknya menjadi suram. Sebenarnya si laki-laki pun rugi juga
karena telah berbuat kejahatan yang merugikan banyak orang. Dia harus
menanggung dosa yang bisa dibalas di dunia dan akhirat nanti.
Untuk itu, pencegahan terhadap pemerkosaan atas nama cinta ini perlu
dilakukan. Semua pihak yang terlibat harus mengantisipasi jangan sampai
hubungan sex sebelum menikah ini terjadi. Ada beberapa hal yang bisa
dilakukan yaitu:
1. Gadis remaja jangan tergoda dengan bujuk rayu dan kata-kata manis
dari seorang laki-laki. Kehormatan dan harga diri harus dijaga. Jangan
jadi perempuan murahan yang mau dipegang sana-sini. Disentuh dan
dicoba-coba seperti barang dagangan. Hanya seorang laki-laki terbaik
dan ksatria yang mau bertanggung jawab akan menemani untuk menempuh
hidup ini.
2. Remaja laki-laki tahanlah nafsumu. Banyak beraktifitas yang akan
melampiaskan energi seperti berolahraga agar nafsumu terkendali.
Kesibukan beraktifitas positif akan melupakan hasrat seksual yang belum
waktunya untuk dilakukan.
3. Remaja harus memperbanyak belajar agama agar punya pemahaman mana
yang boleh dan tidak untuk dilakukan. Taat beribadah akan meningkatkan
keimanan dan ketakwaan yang bisa menjadi perisai menghadapi godaan.
Pilihlah lingkungan yang kondusif. Carilah teman-teman yang baik.
4. Orangtua semestinya mengawasi terus perkembangan anaknya. Selama
mereka belum menikah, anak menjadi tanggung jawab penuh orangtuanya.
Buatlah aturan bersama dengan anak tentang batasan pergaulan. Jam
berapa mereka harus pulang ke rumah. Setiap mereka keluar rumah harus
jelas mau kemana dan dengan siapa. Jangan biarkan anak perempuan pergi
berduaan dengan laki-laki.
5. Para remaja dan orangtua harus meyakini bahwa jodoh sudah diatur
oleh TUHAN. Jadi tidak perlu takut tidak kebagian. Masa muda lebih
baik digunakan untuk meraih prestasi. Mencari jodoh bisa dilakukan
nanti ketika sudah siap untuk menikah. Tidak perlu pacaran jika hanya
menambah dosa dan menjadi sarana pelampiasan nafsu belaka.
Semoga fenomena PANCI semakin lama semakin berkurang seiring dengan
bertambahnya pengetahuan para remaja. Serta tumbuhnya kesadaran remaja
dan adanya pengawasan orangtua untuk menjaga diri. Jangan buang masa
muda untuk sesuatu yang sia-sia. Masa depan kita tergantung dari apa
yang kita lakukan hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar