Laman

Senin, 24 Oktober 2011

Hidupmu Berharga ...>>> untuk kalangan sendiri kristiani

Didalam suatu gereja, ada seseorang yang memiliki karunia penglihatan yang sangat hebat. Percaya atau tidak percaya, tidak ada yang dapat membuktikan kebenaran penglihatannya itu, karena orang lain pun tidak dapat melihat apa yang dilihatnya itu. Tetapi jika ada seorang yang lain yang memiliki karunia yang sama, maka penglihatan mereka berdua itu sama, dan beberapa kali penglihatannya pun terbukti kebenarannya.
Tetapi disisi lain, sifat, sikap, perkataan, dan tindakannya, seringkali berbeda dengan karunia yang dimilikinya. Dalam arti, seseorang ini terlihat sepertinya begitu sangat rohani tetapi diluarnya tak tampak seperti seorang yang benar dipakai oleh Tuhan (meragukan). Realitanya, karunianya ini pun tak pernah padam dan kebenarannya pun sering terbukti.
Jika kita berkeliling di gereja-gereja atau melihat didalam gereja kita sendiri, maka kita pasti akan menemukan ada begitu banyak orang yang mirip seperti cerita tersebut diatas, terlihat rohani karena memiliki karunia rohani yang sangat hebat dan begitu luar biasa bagusnya dalam pelayanan, tetapi sifat, sikap, perkataan, dan tindakannya tidak sebanding.
Ketika seseorang yang berada didalam suatu komunitas melakukan suatu tindakan yang salah atau mengatakan perkataan yang pedas, maka anggota lain didalam komunitas itu pasti bereaksi menjauhi seseorang itu, menjadi tidak suka, dan tidak bisa respek lagi dengannya.
Itulah manusia!
Diri kita pun tanpa atau dengan kita sadari, juga melakukan hal yang sama, pasti kita pun akan menjauhi seseorang yang sudah mengecewakan dan menjengkelkan hati kita, seolah-olah seseorang itu sudah sangat menjijikan, tidak berguna, tidak setara, dan tidak penting untuk kita lagi.
Ada begitu banyak orang merasa heran “mengapa seseorang yang kelakuannya tidak baik, masih saja mempunyai karunia yang hebat?”. Rasanya seseorang yang kelakuannya tidak bersih (tidak baik) itu tidak layak untuk mempunyai karunia yang hebat.
Itulah Tuhan!
Sebuah lagu dengan lirik “hidupku berharga bagi Allah, tiada yang tak berkenan dihadapanNYA, DIA ciptakan kau s’turut gambarNYA, sungguh terlalu indah kau bagi DIA, DIA berikan kasihNYA bagi kita, DIA t’lah relakan segala-galanya, DIA disalib tuk tebus kita, karena hidupmu sangatlah berharga”.
Dari lagu tersebut, kita bisa memahami bahwa sang pencipta lagu dapat merasakan dan mengerti betapa berharganya hidup dia bagi Tuhan. Dan memang benar, hidup kita ini sangat berharga bagi Tuhan. Kalau seandainya bagi manusia seseorang itu sudah tidak ada artinya lagi karena perkataannya sering menyakitkan hati, pikirannya tumpul (bodoh), idenya tidak pernah cemerlang atau ‘jadul’ (tidak up to date), dan sikapnya ceroboh serta sangat menjengkelkan, tetapi bagi Tuhan, apa pun kondisi manusia itu tetaplah sangat berharga.
Jadi sekarang kita mengerti, ada begitu banyak orang yang tidak ada nilainya bagi kita, tetapi dia dapat menjadi lebih sukses dan hidupnya jauh lebih beruntung daripada kita. Atau ada begitu banyak orang yang sangat menjengkelkan dan tidak pantas hidup, tetapi dia dapat memiliki karunia yang sangat hebat atau talenta yang luar biasa, itu semua hanya Tuhan yang mengerti betapa berharganya seseorang itu bagiNYA.
Saya, seringkali merasa hidup saya ini sial karena selalu membuat berbagai kesalahan. Saya mungkin terlihat pandai berkata-kata melalui tulisan karena tidak ada orang yang tahu bahwa sebenarnya ada begitu banyak kata yang salah yang kemudian bisa saya hapus, tetapi sebenarnya saya sangat tidak pandai ketika berkata-kata secara lisan, karena ada begitu banyak perkataan yang tidak dapat saya hapus setelah keluar dari mulut saya, sampai seringkali menimbulkan penyesalan yang sangat dalam. Orang yang ‘tak pandai’ membaca pun seringkali salah paham dengan isi tulisan saya. Tetapi ketika saya memiliki pemahaman ini, sekarang saya bersyukur, karena sampai sekarang, ide tulisan selalu ada, dan tentu saja, semuanya itu hanya karena bagi Tuhan. Hidup saya sangat berharga bagi Tuhan, sehingga DIA masih mau memberikan ide yang baru untuk saya, agar dapat memberkati banyak orang.
Saat ini, seandainya ada orang-orang yang (mungkin) mengenal saya dan sedang merasa tidak suka dengan saya, saya hanya bisa berkata “hei…Tuhan berkenan lho atas hidupku”. Penting untuk dijelaskan bahwa kalimat itu tidak terlontar untuk menyombongkan diri. Saya ingin berbagi jika ada begitu banyak orang yang mungkin saat ini membaca tulisan saya ini, yang mungkin sedang terpuruk dan merasa sangat rendah diri karena orang-orang tidak menganggapnya, sering mencibir, sering merendahkan dia, dan ‘membuang’ dirinya karena semua kesalahan yang pernah dilakukannya. Saya mau katakan pada orang-orang itu bahwa “hidupmu berharga bagi Tuhan dan jika saat ini engkau masih hidup, itu berarti masa hidupmu belum habis…ada begitu banyak hal yang bisa kau kerjakan bersama Tuhan, karena talenta dan karunia Tuhan itu masih ada didalam hidupmu dan masih bisa kau kembangkan”.
Dan bagi setiap kita (termasuk saya), yang mungkin pernah atau sempat menganggap seseorang itu tidak berguna dan kita tidak mau mengampuninya karena kesalahannya atau perkataannya yang menyakiti hati kita, saya mau katakan bahwa kita semua sedang berurusan dengan Tuhan, Sang Empunya Hidup.
Sebagai ilustrasi sederhana, jika kita memiliki benda kesayangan, misalnya saja sebuah perhiasan (cincin kawin, kalung, dan sebagainya) dan kita sangat amat menyayanginya, tetapi sebaliknya ada seseorang yang sangat tidak suka terhadap perhiasan milik kita itu, lalu seseorang itu mungkin berniat untuk menyingkirkannya atau selalu mengatakan “jelek” didepan kita, maka saya yakin bahwa kita sebagai si empunya perhiasan tersebut pasti akan marah atau tersinggung, berusaha ‘membela’ mati-matian, karena perhiasan tersebut berharga bagi kita.
Demikian pula jika kita menyakiti dan merendahkan orang-orang yang kita anggap menjengkelkan dan tidak berguna itu, maka itu sama artinya kita sedang menyinggung perasaan Tuhan yang bagiNYA seseorang itu sangat berharga.
Firman Tuhan berkata bahwa mudah jika kita mengasihi orang yang ‘cocok’ dengan kita, dan sebaliknya sulit bagi kita mengasihi orang yang telah menyakiti hati kita. Tetapi itulah tuntutan sebagai anak Tuhan (harus berbeda dari dunia ini).
Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama belajar untuk saling mengasihi dan saling mengampuni, serta tidak memandang rendah orang lain, karena hidup kita semua sama berharganya dimata Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar