Di zaman yang penuh sesak dengan teknologi seperti saat ini, kemana
lagi kita harus mencari Tuhan? Apakah Tuhan bersembunyi di balik
desingan kabel komputer, atau Dia tersimpan dengan rapat di flashdisk 4
gigabyte, atau mungkin Tuhan terselip di tengah milyaran situs di dalam jejaring internet? Bagaimana jika kita tanya saja kepada mbah Google?
Jika Anda memiliki waktu luang, sempatkanlah melihat halaman situs Google Zeitgeist. Di dalamnya terdapat ratusan query yang paling dicari manusia melalui situs search engine
paling canggih di muka bumi: Google. Saat bulan Maret 2008 contohnya,
kita bisa tahu bahwa Sandra Dewi menjadi objek yang paling dicari orang
di Indonesia setelah Naruto. Sedangkan di Belanda, film Fitna adalah
hal yang paling dicari saat itu.
Lalu apakah hal yang paling dicari sejak kemunculan Google sejak
pertama kali diluncurkan? Jawabannya sungguh mencengangkan, dua query paling atas adalah: ‘who is God?’ dan ‘what is love?’. Dua hal itu adalah query yang paling dicari manusia sejak awal berdirinya Google. Menarik bukan?
Ternyata manusia tidak lagi mencari Tuhan di altar-altar suci
pemujaan, tidak juga di masjid dan wihara. Manusia di abad digital ini
mencari hakikat Tuhan dan cinta di dalam bilyunan kode biner yang
berjalin kelindan menjadi sebuah sistem internet yang menggurita.
Manusia modern menemukan Tuhan dan cinta mereka di dalam format pdf,
exe, mp3, atau wma. Superb!
***
Fakta yang terungkap melalui Google Zeitgeist merupakan suatu hal yang
patut kita syukuri. Karena di tengah maraknya liberalisasi dan
sekularisasi agama, malah banyak manusia yang berbondong-bondong
mendatangi Tuhan. Bahkan di tengah maraknya anarkisme dan tayangan
kekerasan, orang justru beramai-ramai mencari cinta. Semua itu terjadi
tanpa disadari.
Maka benarlah bahwa Tuhan menciptakan manusia tidak hanya berupa
raga, tetapi juga jiwa. Tuhan tidak pernah alfa meniupkan fitrah nurani
pada manusia, ciptaannya yang katanya paripurna. Fitrah menuntun manusia untuk menghadapi dunia yang -kata Ronggowarsito- semakin edan ini, sekaligus membantu manusia mencari hakikat penciptaannya. Manusia pun mulai mencari Tuhan.
James Redfield sudah meramalkan hal ini dalam bukunya yang terkenal,
The Celestine Prophecy. Ia meramalkan bahwa di suatu masa akan terjadi
sebuah transformasi besar dalam diri manusia. Transformasi yang akan
membawa manusia memasuki tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Perubahan
besar itu akan terjadi pada tataran spiritual. Klop!
Transformasi spiritual ini tampaknya benar-benar terjadi saat ini.
Hal ini ditandai dengan maraknya pemikiran tentang kecerdasan yang
terintegrasi, spiritual quotient, spiritual healing,
kecerdasan kuantum, dan sebagainya. Bahkan pemikiran-pemikiran
transformatif ini makin subur dengan banyaknya pelatihan-pelatihan
spiritual yang selalu-ramai-peminat. Luar biasa.
Saya pikir manusia memang sedang berada pada titik balik yang paling
transformatif setelah Renaissance di abad pertengahan dan bangkitnya
Revolusi Industri. Manusia saat ini benar-benar merindukan Tuhan.
***
Mencari Tuhan adalah pekerjaan yang harus dan akan selalu dilakukan oleh setiap manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar